Nasruddin, manajer lapangan Program Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) Kabupaten Merauke membagikan perspektif dan hasil telisiknya terkait perkembangan PSKPT di Kabuparen Merauke. Meski belum menjawab dan merealisasikan tiga fokus utama pembangunan di PSKPT Merauke namun titik terang telah mulai nampak. Berikut ulasan Nasruddin, sebagaimana disampaikan kepada DFW Indonesia.
***
Kita boleh bangga bahwa pembangunan sentra bisnis di kawasan pesisir dan pulau terluar Indonesia bukan lagi wacana. Saat ini, jalan merealisasikan salah satu amanat Nawacita untuk membangun Indonesia dari pinggiran kian mendekati dermaga kenyataan. Beralas Undang-Undang No.27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.1/2014, gagasan mempercepat dan mendayagunakan pembangunan kawasan kelautan dan perikanan terintegrasi semakin menggeliat. Setidaknya jika membaca geliat fasilitasi dan luarannya di ujung timur Nusantara, Merauke.
Setelah disempurnakan menjadi Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu atau PSKPT, tahun ini satu-persatu mimpi membangun Indonesia dari potensi sumber daya kelautan dan perikanan mulai menampakkan hasil. PSKPT secara perlahan menjawab substansi pembangunan di kawasan perbatasan NKRI dengan meletakkan esensi usaha perikanan dan kelautan sebagai fokusnya.
Sebagaimana 14 lokasi lainnya, di Merauke, upaya mengisi mata rantai konektivitas antar pulau dalam mendistribusikan komoditas kelautan dan perikanan secara perlahan menunjukkan hasil. Pemilihan Merauke sebagai salah satu lokasi percepatan pembangunan kelautan dan perikanan telah memberi implikasi pada terlaksananaya perencanaan dan berbagai kegiatan pembangunan di semua bidang kelautan dan perikanan melalui penguatan berbagai aspek pendukung.
Aspek yang dimaksud adalah penguatan sarana-prasarana pendukung, penguatan modal, pengembangan kemitraan, penguatan sumber daya manusia, penyusunan bisnis proses, pembukaan akses pasar, penumbuhan dan penguatan kelembagaan dan diseminasi Iptek terbaru yang dilaksanakan secara terpadu. Fokus jangka pendek tahun lalu (2015) adalah pengembangan pelabuhan perikanan, pengembangan kampung nelayan dan pengembangan kegiatan mina padi.
Capaian penting selama 2015 adalah terbitnya Master Plan Pengembangan Kawasan Kelautan dan Perikanan Terintegrasi Kabupaten Merauke, hadirnya Perum Perindo sebagai pembeli hasil-hasil perikanan masyarakat, bertambahnya panjang dermaga bongkar Pelabuhan Perikanan Merauke. Selain itu telah disiapkan pula sarana MCK dan penataan jalan lingkungan di kampung nelayan Kelurahan Samkai dan Kampung Urumb serta berdirinya Balai Pelatihan Nelayan di Kampung Urumb.
Bukan hanya itu, demi memperkuat kapasitas produksi perikanan maka telah ditambah lima unit kapal penangkap ikan di atas 10 GT serta identifikasi calon lokasi pelaksanaan mina padi, pengadaan berbagai sarana-prasarana pendukung kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, serta pengadaan dermaga apung di Pulau Terluar Kolepon sebagai upaya mendukung kelancaran transportasi hasil perikanan.
Status PSKPT
Demi melanjutkan agenda program sebelumnya melalui kapsul program PSKPT maka penekanan rangkaian kegiatan pengembangan tetap pada penguatan berbagai aspek pendukung setiap bidang pembangunan kelautan dan perikanan. Aspek itu adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengawasan, dan peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan Kabupaten Merauke.
Untuk tahun 2016 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Pemda Merauke sepakat pada tiga fokus jangka pendek yang ingin dicapai. Fokus itu adalah; (1) Pengoperasian pelabuhan perikanan, (2) Pengembangan kegiatan pengolahan hasil perikanan, dan (3) Revitalisasi Balai Benih Ikan Lokal agar dapat menjadi penyuplai kebutuhan bibit bagi kegiatan budidaya di Merauke.
Menurut pantauan penulis, meski tak melesat, namun pelaksanaan program PSKPT tahun 2016 di Kabupaten Merauke telah menampakkan geliat nyata. Beberapa di antaranya adalah, pertama, berfungsinya Kantor Pelabuhan Perikanan Merauke. Perlu diketahui bahwa hingga akhir tahun 2015 kantor ini belum beroperasi karena berbagai kendala namun kini aktivitasnya mulai berdetak. Terbitnya SK Penanggungjawab Pengelola Pelabuhan Perikanan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP RI menjadi pemantiknya.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah adanya sosialisasi kepada para nakhoda dan pemilik kapal ikan untuk ikut memanfaatkan Pelabuhan Perikanan Merauke sebagai tempat untuk mendaratkan hasil perikanan dan mengisi kebutuhan yang diperlukan seperti air dan BBM yang dibutuhkan dalam pelayaran.
Yang kedua adalah proses pemenuhan kebutuhan air dan listrik di areal pelabuhan perikanan yang pada tahun-tahun sebelumnya belum terealisasi, kini mulai mendapat titik terang. PDAM telah siap mengalirkan air dan membangun jaringan pipa hingga ke dermaga bongkar pelabuhan untuk memudahkan distribusi air bersih ke kapal. Ketiga adalah pemenuhan arus listrik. Melalui DAK Tahun 2016 Pemda Merauke telah mengganggarkan pengadaan travo berdaya di atas 500 KVA beserta jaringannya yang kemungkinan akan dilakukan setelah penetapan APBD Perubahan.
Salah satu kapal yang telah memanfaatkan Pelabuhan Perikanan Merauke sebagai pangkalan adalah KM. Fajar Makmur. Kapal ini adalah kapal pengepul milik Perindo berukuran 130 GT dan kapasitas tampung 70 ton. Kapal pengepul Perum Perindo yang dimanfaatkan untuk menampung hasil-hasil perikanan masyarakat yang beraktivitas di seputaran Pulau Terluar Kolepon tersebut telah hadir sejak pertengahan tahun 2015 yang merupakan bagian dari kerjasama dengan KKP untuk menyerap hasil-hasil perikanan yang ditangkap di perairan sekitar Merauke.
Namun mengingat tugas yang diberikan KKP kepada Perum Perindo sebagai “Bulog” Perikanan, ke depannya jumlah kapal pengepulnya yang beroperasi di Kabupaten Merauke perlu ditambah mengingat adanya wilayah-wilayah yang belum terakses oleh perusahaan tersebut dan kian bertambahnya kapal penangkap ikan yang dimiliki oleh masyarakat sendiri seiring dengan kian melimpahnya ikan semenjak diberlakukannya pelarangan kapal asing dan ex-asing beroperasi di wilayah perairan Indonesia.
Pengorganisasian dan penguatan kapasitas
Pembangunan suatu kawasan atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang punya kapasitas. Oleh sebab itu Pemerintah melalui KKP telah menggelar serangkaian pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas nelayan atau pihak terkait lainnya.
Dalam catatan unit kerja PSKPT, termasuk manajer lapangan, sebanyak tiga kali pelatihan nelayan berkaitan perawatan badan kapal fiber, perawatan mesin induk kapal dan pelatihan pembuatan dan pengoperasian alat tangkap gill net telah diselenggarakan.
Untuk pelatihan operasi gill net, di kampung nelayan Kelurahan Samkai dan Kampung Urumb jumlah peserta pelatihan sebanyak 30 orang. Selain itu, selama tahun 2016 ini telah disiapkan 15 orang Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) yang akan bertugas mendampingi pelaku usaha perikanan di Kabupaten Merauke.
Salah satu dampak yang nyata adanya PPB ini adalah terkelompoknya para pelaku-pelaku usaha perikanan. Dalam tahun ini telah ada 154 Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap, 41 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan 13 Kelompok Pengolah dan Pemasaran (Poklahsar) di Kabupaten Merauke.
Meski demikian, menurut hemat penulis, dengan jumlah kelompok sebanyak ini yang disandingkan dengan jumlah PPB yang tersedia serta keterjangkauan kelompok-kelompok pelaku usaha perikanan tersebut maka ke depan diperlukan tambahan jumlah penyuluh dan dukungan anggaran bagi operasional penyuluh khususnya daerah-daerah yang sulit diakses.
Program PSKPT telah menunjukkan geliat dan mulai memberikan dampak pada perkembangan kegiatan kelautan dan perikanan di Kabupaten Merauke. Memang masih ada hal-hal yang perlu dibenahi, dikoordinasikan, dan didorong dalam upaya mencapai fokus pelaksanaan PSKPT Merauke tahun ini hingga tahun-tahun ke depannya.
Dari tiga fokus kegiatan yang telah disepakati oleh KKP dan Pemda Merauke yaitu pengoperasian pelabuhan perikanan, pengembangan kegiatan pengolahan hasil perikanan dan revitalisasi Balai Benih Ikan Lokal, baru satu yang menunjukan kemajuan nyata yakni operasionalisasi pelabuhan perikanan. Dua fokus lainnya masih perlu digenjot.
Semua pihak masih harus kerja keras untuk mewujudkannya. Setidaknya hingga akhir tahun ini.
Merauke, 24 Juni 2016
Editor: Kamaruddin Azis, dapat dihubungi melalui email daeng.nuntung@gmail.com