Key Biodiversity Areas (KBA) Wabula Kabupaten Buton merupakan salah satu ekosistem penting di Indonesia. KBA Wabula memilki eksoistem yang lengkap meliputi mangrove, lamun dan terumbu karang yang dikelola dengan sistem Nambo oleh Masyarakat Hukum Adat Wabula, Untuk mendukung pengelolaan KBA Wabula yang berkelanjutan, Destructive Fishing Watch (DFW) pada tahun 2023 mengimplementasikan program pengelolaan sumberdaya perikanan skala kecil berbasis Masyarakat Hukum Adat di KBA Wabula. Program ini merupakan kerjsama dengn Burung Indonesia dan atas dukungan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).
Program ini merupakan inisiatif fase atau tahun kedua yang akan menyasar pelindungan ekosistem dan penguatan perikanan tuna skala kecil.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat daerah Kabupaten Buton, Alimani, S.Sos, M.Sis dalam sambutan pengarahan sosialisasi program Wabula fase II mengatakan bahwa program ini sangat strategis karena sejalan dengan visi kabupaten Buton yang fokus pada perikanan dan pariwisata. “Inisiatif ini penting diseleraskan dengan program daerah secara makro agar sejalan dengan apa yang berkembang pada tingkat tapak atau desa” kata Alimani.
Kegiatan sosialissi program Wabula fase II dilaksanakan pada hari Selasa, 18/7/2023 di aula serba guna desa Wabula 1. Alimani berharap, program ini dapat meningkatkan taraf hidup nelayan tuna di Holimombo Jaya dan berkembangnya kegiatan pariwisata di kecamatan Wabula. “Potensi tuna di Buton besar tapi belum didukung dangan kualitas produk segar dan olahan” kata Alimani.
Selain tuna, potensi wisata dan konservasi di Wabula memerlukan kerja kolaborasi multi pihak agar dapat berkembang. “Modal keindahan alam saja tidak cukup untuk kembangkan kegiatan pariwisata, tapi butuh kesadaran masyarakat dan SDM unggul” kata Alimani.
Baca juga : Developing Blue Economy at KBA Wabula
Sementara itu, fasilitator lapangan DFW Indonesia Laode Rivaldy mengatakan bahwa program Wabula fase II akan berfokus pada pengembangan produk tuna, peningkatan kesadaran konservasi laut dan pendampingan perencanaan desa dalam pengelolaan wilayah Nambo dan Kaombo. “Tahun ini fokus program akan menyasar perikanan tuna skala kecil dan pengembangan koperasi perikanan di desa Holimobo Jaya, serta kegiatan penyadaran dan peningatan kapasitas masyarakat Wabula dalam pengelolaan ekosistem termasuk biota yang dilindungi seperti penyu di KBA Wabula” kata Rivaldy.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buton, Rasmin M.Si mengatakan bahwa pemerintah kanbupaten Buton telah mengupayakan agar perikanan tuna skala kecil dapat berkembang dan bersaing melalui registrasi kapal dan memastikan ketertelusuran produk. “Masih menjadi tantangan sebab registrasi kapal tuna dan pendataan hasil tangkapan belum optimal dilakukan” kata Rasmin.
Adapun terkait dengan Unit Pengolahan Ikan di kabupaten buton, dia mengatakan bahwa saat ini terdapat tiga perusahaan yang mengusahakan pembeilan dan pengolahan tuna di kabupaten Buton yaitu PT Triko Bina Nusantara, CV Lautan Ikan Nusantara, dan CV Momar Biru Sejahtera. “Dari tiga perusahaan tersebut, PT Triko yang melakukan ekspor tuna ke luar negeri” kata Rasmin.
Baca juga : Ini Tantangan Menyatukan Pengelolaan Wilayah Pesisir Laut di Nusantara