Realisasi Kredit Murah Perikanan Tangkap di Bitung Rendah
Realisasi kredit usaha perikanan tangkap yang disalurkan oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) di kota Bitung masih sangat rendah. Sampai dengan bulan Oktober 2020, dari Rp 1.3 triliun dana pinjaman yang disiapkan secara nasional hanya terserap Rp 3 miliar oleh pelaku usaha perikanan tangkap di kota Bitung. Untuk membantu aksesibilitas pelakua usaha, nelayan dan ABK dalam mengakses kredit murah tersebut, DFW Indonesia, Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO), Serikat Awak Kapal Perikanan Sulawesi Utara dan LPMUKP melaksanakan kegiatan sosialisasi dan asistensi kredit nelayan di kelurahan Papusungan, Lembeh Selatan, Bitung pada jumat, 16/10/2020.
Koordinator Nasional, Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia, Moh Abdi Suhufan mengatakan rendahnya realisasi kredit nelayan tersebut menjadi paradoks ditengah meningkatnya produksi dan bisnis perikanan tangkap di Bitung.
“Perikanan skala kecil sangat menopang keberlanjutan industri perikanan di Bitung, sehingga akses dan serapan kredit bagi nelayan kecil mesti tiingkatkan” kata Abdi. Oleh karena itu, kegiatan asistensi kredit murah dilakukan untuk memperluas akses permodalan usaha bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan skala kecil dan menengah di kota Bitung.
Sementara itu, menurut Arter Mangemba, pelaku usaha perikanan tangkap di Lembeh Selatan mengatakan bahwa selama ini dia mengakses kredit di bank konvensional karena tidak mengetahui informasi dan keberadaan LPMUKP. “Berurusan dengan bank berbelit-belit dan kami kekurangan informasi skema kredit dan tata cara mendapatkannya” kata Arter. Keberadaan LPMUKP merupakan angin segar bagi Arter yang akan mengajukan kredit untuk pembangunan kapal baru penangkap tuna ukuran 30GT. “Ikan tuna lagi naik dan harga bagus sehingga saya rencana menambah kapal penangkapa tuna dengan mengajukan pinjaman sebesar Rp 500 juta” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, fasilitator LPMUKP kota Bitung, Hendra Afriyan mengatakan bahwa kredit LMPUKP merupakan solusi bagi usaha nelayan. “Kredit LPMUKP bunga murah hanya 3%/tahun, mudah di akses dan tidak ada biaya administrasi” kata Hendra.
Menurut manajer lapangan SAFE Seas Project-DFW, , Laode Hardiani mengatakan bahwa masalah permodalan usaha merupakan keluhan yang masuk di Fishers Center Bitung. “Pemilik kapal meminta agar Fisher Center membantu fasilitasi modal ke lembaga keuangan bank dan non bank agar mereka bisa mendapatkan akses” kata Laode. Fishers Center, ISKINDO dan Serikat Pekerja Awak Kapal Perikanan Sukawesi Utara akan memberikan asistensi penyusunan proposal usaha perikanan tangkap. “Kami menargetkan pada akhir tahun ini, dengan fasilitasi Fishers Center Bitung, kredit bagi usaha penangkapan ikan akan terealisasi sebanyak Rp 3 miliar” kata Laode.