Studi Potensi Perikanan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Kepulaan Anambas
Desa Air Asuk memiliki luar 10Ha, dengan persentase luas lautan 50%. Lahan pemukiman penduduk seluas 3Ha dan lahan perkebunan seluas 2Ha. Lahan pemukiman masih menggunakan pesisir laut, sehingga pemukiman yang ada di Desa Air Asuk berada di atas laut. Hanya sebagiankecil saja pemukiman yang dibangun diatas tanah kering. Sedangkan untuk gedung fasilitas lainnya (misalnya balai desa, lapangan olah raga, sekolah) yang dibangun diatas tanah kering. Dari data desa dan hasil wawancara, diketahui bahwa sekitar 92 orang nelayan aktif melakukan aktivitas melaut dengan area tangkapan yang berbeda-beda. Dari jumlah tersebut yang menjadi sampel nelayan dan pengepul ikan yang diwawancarai sebanyak 5 orang, daftar respondentersaji pada sub bab dibawah ini. Organisasi terkait perikanan Desa Air Asuk dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu nelayan lepas pantai, nelayan pesisir (tongkol, pesisir, bubu, Kelong dan Bagan) dan nelayan budidaya. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa di Desa Air Asuk memiliki 62 orang yang terdiri dari9…
Materi Mengungkap Kejahatan Perdagangan Orang dan Kerja Paksa Pada Industri Perikanan
Dalam diskusi ini dipaparkan bagaimana korban bisa terjerat terjerat dalam TPPO. banyak celah yang dimanfaatkan oleh perusahaan “nakal” untuk mengirimkan pekerja-pekerja yang memiliki harapan tinggi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik saat bekerja di atas kapal perikanan luar negeri. namun naas, nasih berkata lain takkala para pekerja tersebut justru tertipu dan masuk dalam jurang TPPO.
Materi diskusi Perbaikan Tata Kelola Awak Kapal Perikanan di Indonesia
Silahkan untuk mendownload materi diskusi online dengan teman perbaikan tata kelola awak kapal perikanan di indonesia melalui tombol di bawah ini.
Produksi Terjaga, Nelayan dan Awak Kapal Perikanan Perlu Jaminan Akses Social Security Benefit
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, M. Zulficar Mochtar menjadi pembicara pada ‘Diskusi Online Zoom’ Dampak dan Pencegahan Covid-19 pada Nelayan dna Pekerja Perikanan’ yang digelar SAFE Seas bekerjasama DJPT-KKP, DFW Indonesia, Yayasan Plan Internasional Indonesia, Iskindo, dan FAO-ISLME Project, (15/04/2020). SAFE Seas adalah proyek yang sedang dijalankan oleh Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dan DFW Indonesia berkaitan pengurangan praktik kerja paksa dan human trafficking di sektor perikanan baik awak kapal dalam negeri maupun luar negeri. Selain Zulficar, hadir pula Nono Sumarsono, Direktur SAFE Seas Project, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, Tienneke Adam dan Dr Muhammad Lukman, National Project Officer, FAO-ISLME Project. Pada acara ini, Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) sekaligus Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch, Moh Abdi Suhufan menjadi moderator serta dihadiri total 123 orang peserta bergantian meski maksimum peserta untuk Zoom meeting adalah 100 orang. Zulficar memaparkan status dan kondisi perikanan tangkap Indonesia dan…