Bitung, 6 Juni 2024 – Maraknya kasus kerja paksa dan perdagangan orang diatas kapal menyebabkan upaya perlindungan terhadap calon pekerja perikanan harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Di hulu, calon pekerja perikanan banyak berasal dari sekolah-sekolah kejuruan yang memiliki program studi yang berhubungan langsung dengan laut. Di SMK Negeri 4 Kota Bitung misalnya, mereka memiliki program studi Teknika Kapal Penangkap Ikan, dimana para lulusannya dipersiapkan khusus untuk menjadi pekerja di atas kapal perikanan.
SMK Negeri 4 Kota Bitung sendiri berada di kawasan dimana banyak masyarakat pesisir yang memiliki minat bekerja di laut, bukan saja untuk menjadi awak kapal perikanan, namun juga yang secara turun temurun telah menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian utamanya. SMK ini berlokasi di Kelurahan Batu Putih Bawah dan memiliki 4 program studi yaitu: Teknik Alat Berat, Teknika Kapal Penangkap Ikan, Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Pada tahun 2024, sekolah ini mencatat ada 178 peserta didik dengan status aktif sebagai pelajar. Adapun SMKN 4 Bitung saat ini menggunakan kurikulum merdeka untuk pembelajarannya.
Melihat fenomena tersebut, DFW Indonesia bersama SMK Negeri 4 Kota Bitung membuat kesepahaman bersama melalui MoU tentang program pelatihan pencegahan kerja paksa dan perdagangan manusia kepada siswa SMK Negeri 4 Kota Bitung. Adapun ruang lingkup dalam MoU tersebut adalah:
- Penyelenggaraan kegiatan sosialisasi dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan siswa dalam hal perlindungan dan kondisi kerja diatas kapal perikanan dan unit pengolahan ikan.
- Melakukan edukasi kepada siswa terkait aspek perlindungan kerja.
- Mengembangkan bahan ajar terkait kerja paksa dan perdagangan orang dan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum sekolah
- Pelatihan penggunaan platform National Fishers Center (NFC) sebagai layanan edukasi, pelatihan dan rujukan kasus.
- Sesi pelatihan dan sosialisasi minimal dilakukan satu kali setiap semester.
- Memfasilitasi serta mendukung bersama industri terkait dalam bidang kelautan agar bersama-sama melaksanakan rekrutmen calon karyawan pada industri tersebut
Penandatanganan MoU ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan Community of Practice yang sedang dilakukan oleh seluruh mitra Hotspot Project. MoU ditandatangani langsung oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Kota Bitung yaitu Bapak Dr. Harold F. K. Tambajong, S.Pd., MM, dan Program Direktur DFW Indonesia yang sekaligus sebagai koordinator Hotspot Project yaitu Imam Trihatmadja.
“Pelaksanaan dari ruang lingkup MoU ini sangat penting untuk dapat dilakukan, ini karena banyak siswa kami yang belum paham sepenuhnya bagaimana situasi kerja sebenarnya di atas kapal perikanan”, ucap Bapak Harold F. K. Tambajong, ketika sedang berkunjung ke salah satu lokasi pameran mitra Hotspot. “Semoga dengan adanya MoU ini, para siswa dapat benar-benar selektif dalam memilih pekerjaan di atas kapal nantinya”, sambungnya.
Menurut Imam, penandatanganan MoU ini adalah bukti keseriusan DFW Indonesia untuk melakukan sosialisasi dan pencegahan terjadinya kerja paksa dan perdagangan manusia di atas kapal perikanan baik domestik maupun migran. “Pencegahan terjadinya kerja paksa dan perdagangan manusia (FL/TIP) perlu berawal dari sistem rekrutmen, jangan sampai anak-anak sekolah yang baru lulus ini menjadi korban akibat buruknya sistem rekruitmen tenaga kerja di atas kapal, sehingga penyadartahuan sedari dini sangat diperlukan”, ucapnya.